lusuh setelah sore menghilang, dipanggil urat berdiri tegak
mau ku menjadi hijau loreng pembawa senjata, ternyata boneka
padahal aku jantan, ayam menyahut bahagia nanti aku menjadi pemberi obat
setelah langkah bertambah, uang segalanya bagi seragam putih itu
lambat datang tanda tanya, entah siapa pembuatnya terbalas kata presiden
ah, entah aku lupa, terikat kain mahal dileher
tak mau sahut ku, bukan aku ingin mengajar?
yang ada jilidan kertas, tertulis hegemoni sipaman
berjatuhan daun, berputar ingin dalam ingatku
kulihat yang melahirkanku ingin ku memberi senyuman abadi
bukan jabat menjabat, surutlah langkakah sombong ini
penggali hina pun, akan terbit demi deburan bahagia menyinarinya
mau ku menjadi hijau loreng pembawa senjata, ternyata boneka
padahal aku jantan, ayam menyahut bahagia nanti aku menjadi pemberi obat
setelah langkah bertambah, uang segalanya bagi seragam putih itu
lambat datang tanda tanya, entah siapa pembuatnya terbalas kata presiden
ah, entah aku lupa, terikat kain mahal dileher
tak mau sahut ku, bukan aku ingin mengajar?
yang ada jilidan kertas, tertulis hegemoni sipaman
berjatuhan daun, berputar ingin dalam ingatku
kulihat yang melahirkanku ingin ku memberi senyuman abadi
bukan jabat menjabat, surutlah langkakah sombong ini
penggali hina pun, akan terbit demi deburan bahagia menyinarinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar